Traveling adalah salah satu waktu utuh kami buat Intan
Terinspirasi dari Bunda Idah yang kemarin menuliskan mengenai waktu utuh untuk si Yasmin. Akupun sama seperti Bunda Idah yang kebetulan juga sebagai ibu pekerja. Jam kerja di sekolah mulai dari jam 07.00 – 12.30. Saat kerja itulah Intan aku percayakan kepada seorang pengasuh yang memang aku bawa ke rumahnya. Rutinitas itu sudah berlangsung selama setahun belakangan ini. Alhamdulillah Intan, aku dan papa mulai nyaman dan sangat menikmati.
|
Ternyata
hidup di jaman yang serba canggih dan serba gampang itu gak selamanya memudahkan
manusia juga ya. Terlebih dalam sebuah idealisme pola asuh. Saya termasuk dalam
orang yang lumayan kecanduan hp. Dikit-dikit hp dan nggak mau kalau saya harus
mengesampingkan anak karena hp. Jujur, itu susah tapi saya harus bisa. Dan saya
sendiri nggak mau untuk nantinya Intan kecanduan gadget seperti saya.
“Intan sengaja kamu kondisikan buat jadi seorang kutu
buku ya mak? Kok kamu sering share foto dia lagi asyik baca buku?”
Jadi,
aku itu semacam phobia sama Intan dan
lingkungan sekitarnya. Katakanlah yang paling dekat adalah keluarga. Tau donk
ya kalau perkembangan teknologi itu melejit banget. Satu hal yang membedakan
masa kecilku sama era Intan sekarang adalah anak kecil udah sangu gadget kemana-mana. Terlebih bagi mereka
para anak yang memang sengaja difasilitasi sama orang tuanya. Kalau Intan
memang biasa melihat aku sama papanya mainan hp. Jadi dia kadang minta semenjak
udah bisa minta.
Saya
pernah protes ke bapak kenapa nama saya ada “ribut”nya. Dan bapak bilang kalau
nama saya itu ada history yang mengiringinya. Ciyeh. Sayapun gak sekali dua
kali protes kenapa harus ada “ribut” dan itu jadi sasaran bully dari
teman-teman. Jujur aja saya malu, tapi apalah arti sebuah nama jika itu
pemberian orang tua.
Papa mandiin
Intan? - iya bener papa yang mandiin. Biasanya harus diawali dengan drama debat perelakan antara saya dan
papa. Niat hati saya bisa pegang urusan lain, eh si papa ada aja alasannya mau
kasih makan burung lah, bersihin motor lah, endebla-endeblew.. tapi akhirnya
lelaki paling baik hati se jagad bimasakti itu bersedia mandiin Intan juga. Dan
saya bisa melipir buat luluran. Daki setebal 5cm siap dilibas selagi anak sama
papa nya.
Mengasuh Anak Tanpa Bantuan ART-Sudah
menjadi habit selama sebelas bulan
ini kami menjalani kehidupan baru setelah punya baby dan tanpa ada ART. Memang
keputusan ini sebenarnya jauh dari harapan saya yang sebelumnya memang
menginginkan ada asisten rumah tangga di rumah. Dengan berbagai pertimbangan
antara saya dan suami serta masukan dari bapak dan ibu, akhirnya kami memang
tidak menggunakan bantuan ART.
Cara Bijak Menggunakan Smartphone untuk Orang Tua Baru
By Intania Kirana - Agustus 03, 2016
Menjadi orang tua adalah salah
satu anugerah terindah dalam hidup kita. Mungkin kita tidak membayangkan akan
mendapatkan kepercayaan untuk merawat dan membesarkan buah hati. Setelah
memiliki anak, tentu saja kita harus senantiasa belajar menjadi orang tua yang
baik.
Kali
ini saya hadir dengan cerita dari si embul ginuk-ginuk Intan. Dua hari kemarin
saya drop dan masuk angin, saya pikir ini hal yang wajar mengingat saya kurang
istirahat dan tidur. Curiga sebenarnya dimana saat masuk angin itu saya lihat
Intan nenenya gak sesegar dan sebanyak biasanya. Udah gitu dia keringetan
banyak dan dingin bahkan sempat agak anget-anget badannya. Saya pikir itu hal
wajar karena siang itu udara juga panas. Begitu sorenya dia mulai cranky, biasanya dia cranky kalau mau bobok aja. Tapi ini
warbiyasak sekalih sampai saya bingung harus gimana, si papa sampai ijin buat
gak berangkat ngelesin dan si mbah juga turun tangan.
Seperti
biasa selalu diawali dengan “kamu kui habis maem opo, pergi kemana, bawa sawanan
gunting dan peniti opo ora, and the bla
and the bli…” huft…sabar! Sampai pada satu saat bapak bilang “ora taune
putuku iki beko, genea ta nduk?” (gak pernah cucuku ini beko, kenapa to
nduk?). Then, bapak sama ibu menyuruh saya pergi ke dukun bayi yang masih
sekampung dengan saya. Sampainya di rumah Mbah No ditanyalah Intan kenapa dan
dipegang si Intan. Dipijit bagian pundaknya dan tangan Intan nangis kejer
sampai saya benar-benar nggak tega. Jarang sekali si embot ini nangis seperti
itu, dan kata Mbah No kalau Intan sedikit masuk angin dan bekonya berasal dari
nenen saya. Mbah No juga pesan kalau saya harus bikin sawanan sebagai penolak
sawan yang sewaktu-waktu memang bisa menyerang saya maupun Intan. Oke fine
malam itu karena capek nangis Intan bobok pules sampai pagi, dan rewel lagi.
Saya
tanya ke bapak apa Beko itu. Beko (berasal dari bahasa jawa) adalah istilah
lain dari rewel dimana penyebabnya itu bermacam-macam seperti kena sawanan,
ibunya banyak fikiran alias stress,si ibu capek atau bahkan lagi sakit, dan
lain-lain. Kalau secara medis ada fase
growth spurt dimana anak
memasuki fase naik berat badan dan anak maunya nenen mamahnya terus (red: mbak
echa). Nah Beko versi Intan dia
gak mau nenen, gimana saya nggak bingung coba kalau begitu. Secara kalau ngedot
dia maunya pas saya gak dirumah. Sampai pagi tadi dia masih cranky tapi mulai
sedikit mau nenen saya. Pengorbanan sekali giliran papahnya buat ijin gak
sekolah karena saya udah ijin 2 hari.
Karena
saya khawatir dengan kondisi Intan dan serba “nanti gimana..” akhirnya saya
bawa lagi Intan ke Mbah Murni (mbah yang sering mijitin saya). Kali ini saya yang pertama kali dilihat dan
dipegang sama Mbah Murni, langsung sasarannya adalah payudara saya. Begitu pegang
langsung deh komen “lha sawanen akeh koyo ngene kok genduk ra bener kon beko
sewengi” (lha sawanan banyak seperti ini kok genduk disuruh gak beko semalaman).
Akhirnya dipijitlah saya biar dikata sawannya berkurang atau bahkan ilang,
setelah itu giliran Intan yang dipijit biar gak rewel. Katanya Mbah Murni Intan
memang kurang enak badannya. Dan setelah dipijit Intan Alhamdulillah gak cranky
lagi, dan sekarang bubuk pules dia.
Percaya gak percaya memang kalau beko karena sawanen ini. Beda tempat mungkin beda kepercayaan, sebenarnya saya sendiri awalnya cuek. Ah… Intan gak beko kok, eh lhadalah….ngalamin sendiri jadi sekarang mending manut aja sama nasehat ortu. Disuruh bikin sawanan oke lah saya lakukan demi Intan. Mungkin ada saatnya anak rewel tapi jangan sampai rewel terus deh, kasihan. Semoga setelah saya mengusap dada saya dengan sawanan yang disarankan oleh Mbah No dan Mbah Murni, Intan bisa seger lagi nenennya. Aamiin….
Semua orang
pasti setuju bahwa dengan membaca itu kita bisa mendapatkan banyak sekali
manfaat. Salah satunya adalah bertambahnya wawasan kita. Kalau balik ke jaman
sekolah, ada satu penyesalan juga kenapa dulu saya males banget buat baca. Dan
anehnya membaca buku pelajaran itu gak seenak baca novel. Hahaha… mungkin itu
yang bikin saya dulunya malas buat baca buku.
Ibu menyusui
ngalamin gak sih yang namanya ASI seret? Saya sering! Apalagi di usia Intan
yang sekarang udah mau sembilan bulan. Biasanya kondisi fisik yang kurang fit
sangat berpengaruh. Apalagi ketika stress dengan pekerjaan, kondisi otak lagi
semrawut juga sangat berpengaruh terhadap ASI. Makanya sering ada yang bilang
bahwa kran ASI itu ada di otaknya mommy. Sayang kan si kecil jadi gak seger
nenen karena ASI seret.
Pasca lahiran
saya sempat mengalami flu meskipun gak parah-parah banget. Apalagi bulan September
kemarin itu puncak musim kemarau yang memang sangat menggoda untuk minum es. Katanya
seorang wanita habis melahirkan gak boleh minum es, tapi saya tetap curi-curi
buat minum air dingin di kulkas. Ditambah lagi setiap malam saya begadang untuk
nenen dan pumping, jadi bisa dibayangin gimana rasanya badan. Perubahan jam
tidur bikin badan greges berujung flu.
Semenjak tahu
istri hamil, saya memang sudah mbatin kalau anak saya nantinya hanya di beri
ASI. Tentang ASI saya tahu dari banyaknya poster yang dipasang di rumah sakit
dan say abaca saat menemani istri priksa kandungan. Ditambah setiap malam disaat
istri saya tidur, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing tentang
ASI. Beruntungnya lagi dokter kandungan juga sangat menyarankan untuk
memberikan ASI terutama di enam bulan pertama. Dan Alhamdulillah, pasca operasi
Intan langsung IMD dan ASI istri keluar meskipun masih sangat sedikit.