Mama Ingin Selalu Dekat Denganmu, Nak!

By Intania Kirana - Desember 29, 2017


Memutuskan menjadi ibu pekerja itu artinya aku harus siap dengan segala konsekuensinya. Terlebih disaat aku tidak bisa 24 jam bersama anak. Bahkan kadang aku envy dengan fulltime mommy yang bisa seharian full bersama anak. Bisa ngurus anak, ngurus rumah, main sama anak, pokoknya pekerjaan mulia banget lah. Fokus untuk keluarga dan nggak terbagi dengan urusan pekerjaan lainnya. Bukan berarti nggak bersyukur, melainkan memang hidup selalu dihadapkan dengan pilihan kan? Sadar sih kebersamaan dengan Intan juga terbatas.



Bukan berarti rasa cinta dan sayangku ke Intan juga berbatas. Justru semenjak ada Intan dia merubah hidupku. Menyandang status ibu memang membuatku menyadari bahwa dari sosok ibulah cinta itu bermuara. Aku sendiri tak bisa menggambarkan seberapa besar perasaanku ke Intan, seluas samudra masih kurang, sedalam lautanpun masih kurang. 



Terkadang aku sendiri merasa bersalah manakala tidak bisa sepenuhnya ada untuk Intan. Tak jarang aku mengacuhkan dia hanya demi tanggung jawab di sekolah. Sungguh, aku merasa bukanlah sosok ibu yang baik untuk dia. Tapi entah mengapa, tatapan mata Intan itu nggak bersyarat banget. Dia selalu menyambutku dengan bahagia meskipun aku telat menjemputnya di rumah ibu pengasuh, dia terkadang bisa berhenti merengek ketika permintaan es krim aku tolak, bahkan ketika dia menjadi pelampiasan kemarahanku dalam tangis dia bisa berkata “maaping ma…” (maafin ma…). 



Menebus rasa bersalah pun tidak sebanding dengan cinta tak bersyarat darinya. Asal Intan tahu, cinta ini akan selalu ada untuk Intan. Maka dari itu, mama selalu mengupayakan agar bisa selalu dekat dengan dia. Meningkatkan bonding serta kedekatan ibu dan anak biasa kami lakukan dengan cara sederhana. Seperti :



💕 Memberi ASI ditengah kesibukan mengajar: awal mula aku merasa berat, ketika ditinggal kerja dia menolak asi perah padahal dalam kondisi baru. Akhirnya aku memilih untuk bolak-balik rumah ke sekolah di jam istirahat pertama dan kedua untuk memberikan ASI ke Intan dan memastikan dia tidak kehausan. Berjalan selama kurang lebih sebelas bulan sampai akhirnya aku memutuskan menggunakan jasa pengasuh di dekat sekolahan demi Intan. Dia tidak kehausan, aku kerja juga tenang dan aku bisa menjadi lebih dekat dan mudah memberi ASI di jam istirahat bahkan masih berlanjut sampai usia dia 27 bulan. 



💕 Mengajaknya dalam berbagai aktifitas rumahan : karena dirumah tidak menggunakan jasa ART, bisa dibayangkan bagaimana kondisi rumah. Seringnya aku mengajak dia untuk berberes rumah mulai dari hal sepele. Merapikan mainan dia, meletakkan sepatu di rak sepatu khusus Intan, atau sekedar memberi perintah mengambilkan kemoceng ataupun serok. Melibatkan dia dalam aktifitas dirumah, selain nantinya sebagai bekal dia kalau sudah besar juga membuatnya merasa ada dan dibutuhkan di rumah. Walaupun terkadang kalau nggak mood dia akan asyik main sendiri sih. 



💕 Bermain bersama : ya, kegiatan ini menjadi favorit Intan dan kami. Selain dengan aku, bermain bersama juga sering Intan lakukan dengan papanya. Sekedar bermain boneka tangan, mengacak-acak kartu, menyusun donat warna-warni, sampai seringnya bermain peran layaknya penjual dan pembeli. Disamping meningkatkan bonding anak dan orang tua, kegiatan bermain ini bisa melatih kemampuan gerak motorik dan menambah kosa kata.  



💕 Jalan-jalan keliling kota : terkadang jenuh juga menghampiri Intan. Ketika malas di dalam rumah, dia akan menarik tanganku untuk mengajak bermain di luar rumah. Bahkan dalam perkataan yang masih belum jelas, dia akan meminta dengan kalimat “naik moto, ma…” (naik motor ma…) sambil menunjuk motor. Atau merajuk dengan kalimat “beli ekim yo ma…” (beli es krim yuk ma…). Kalau sudah seperti itu, kami akan mengajaknya jalan-jalan barang sebentar. Entah sekedar menuruti beli es krim, atau muter-muter kota. Sepanjang jalan dia akan berkicau bahkan menyanyi entah apa kalimatnya. Tapi aku paham, dia sangat senang dan menikmati.  


💕 Memberikan reward : memang untuk masalah reward ini tidak melulu memberi hadiah berupa barang. Berupa pelukan, cium sayang, sekedar mengucapkan pujian dan kata cinta. Atau memberikan dia kebebasan bermain di play ground menjadi pilihan reward untukku ke Intan. Supaya apa? dia merasa lebih dihargai dan memastikan dia untuk selalu ceria. 


Pada akhirnya aku ngrasain sendiri, seorang ibu akan merasa runtuh dunianya ketika anak kehilangan keceriaannya karena sakit. Disaat kerjaan sekolahan lagi banyak-banyaknya, tetiba anak demam dan suhu tubuh diatas 38 derajad celcius. Panik sudah pasti, bahkan disaat seperti ini rasanya enggan meninggalkan anak. Maunya dekat terus, menuruti anak yang sedang merajuk, memastikan suhu tubuhnya kembali normal, memastikan bahwa dia tidak dehidrasi karena suhu tubuh yang terus meningkat, memastikan obat bisa diminum dengan mulus tanpa ada drama. Pokoknya salah satu godaan untuk resign dari kerjaan adalah anak sakit meskipun hanya demam. 


Menjadi Lebih Tenang Berkat Tempra Sirup

Ibu menasehatiku supaya tidak panik, lantas ibu bilang untuk memberikan Tempra sirup ke Intan. Wah ibu, ternyata masih ingat juga kalau waktu kecil dulu aku juga selalu minum Tempra kalau demam. Ya, karena Tempra sudah dipercaya selama 50 tahun dan aman karena mengandung paracetamol. 

Untuk Intan, aku memilih Tempra Sirup untuk usia 1-6 tahun dengan rasa anggur. Dimana dalam setiap 5ml Tempra Sirup mengandung 160 mg paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika yang dapat menurunkan panas dengan cepat. Serta meningkatkan ambang rasa sakit jadi mengurangi rasa nyeri saat demam. Tempra juga aman di lamung dan tidak mengandung alkohol. 

Berbeda dengan sirup penurun panas lainnya, tidak perlu dikocok karena Tempra sudah larut 100 % lho. Apalagi dengan keberadaan gelas takar yang sangat membantu sekali untuk memberikan obat dalam takaran dosis yang pas. Tidak kelebihan maupun kurang dosis. Sangat menguntungkan aku sekali karena setiap kali lihat sendok dan obat, Intan mesti histeris dan udah nangis duluan.

Aku sangat berterimakasih kepada ibu, karena berkat sarannya untuk memberikan Tempra sirup ke Intan demamnya tidak berlangsung sampai tiga hari. Kembalinya keceriaan dia sungguh menjadi grafitasi tersendiri untukku. menjadi lebih semangat kerja, mengupayakan segalanya untuk Intan, dan apapun rela dilakukan untuk Intan. Mekipun pada akhirnya dia merajuk minta ikut mama ke sekolah, ya sudah sesekali di turutin asal jangan demam lagi. Yang terpenting bisa selalu dekat dengan Intan.


Dengan begitu, sama seperti ibuku dulu. Aku mulai menyediakan Tempra di kotak obat untuk antisipasi kalau nanti demam lagi. Karena sudah terbukti cocok di Intan, jadi nggak mau pindah ke lain obat. xixixi. Terimakasih Tempra. 


Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.

  • Share:

You Might Also Like

11 comments

  1. Tempra memang obat ampuh buat menurunkan panas pada anak.

    BalasHapus
  2. Hahahaha...apakah semua ibu juga berpikiran demikian ya, Mbak, kalo anak sakit bawaannya pengen resign aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haahh..godaan banget pokoknya... Maunya deket sama anak

      Hapus
  3. anak saya juga senang sekali main sama ibunya. Pokoknya kemana mana sama ibu. Ibu memang lebih perhatian dibanding ayahnya. Apalagi soal menjaga kalau anak sedang sakit

    BalasHapus
  4. Tempra ini andalan emak-emak banget loh. Kalau anak demam, duh rasanya pusing dan panik. Aku yang sehari-hari di rumah bisa ngerasain kalau anak ga sehat. Anak ceria, ortu bisa fokus kerja.

    BalasHapus
  5. PIlihannya yang terbaik penurun panas memang Tempra ya mba :)

    BalasHapus
  6. Selamat Tahun Baruuu.. Semoga sehat-sehat terus yaaa.. Selama ada Bunda dan Tempra, tidak perlu panik saat anak demam.

    BalasHapus