Jadi,
aku itu semacam phobia sama Intan dan
lingkungan sekitarnya. Katakanlah yang paling dekat adalah keluarga. Tau donk
ya kalau perkembangan teknologi itu melejit banget. Satu hal yang membedakan
masa kecilku sama era Intan sekarang adalah anak kecil udah sangu gadget kemana-mana. Terlebih bagi mereka
para anak yang memang sengaja difasilitasi sama orang tuanya. Kalau Intan
memang biasa melihat aku sama papanya mainan hp. Jadi dia kadang minta semenjak
udah bisa minta.
Nah,
aku sendiri punya idealisme dalam pola asuh ke Intan (bahkan akan berlaku ke
adik-adiknya juga). Kami sepakat sebisa mungkin jangan kenalin gadget dulu, tapi susah buat nggak
dilakuin. Emm.. tepatnya kami sepakat untuk tidak memfasilitasi gadget di usia dini. Lho bukanya
bagus kalau dikasih gadget biar anak jadi anteng? So what jika itu keputusan kalian hai para orang tua. Tapi bagi
kami enggak! ENGGAK. Ada banyak cara
supaya anak anteng meskipun tanpa gadget.
Simple
sih menurut kami, terlebih aku. Usia dia itu adalah usia eksplore dan
menjelajah sebebas-bebasnya. Usia yang dikatakan emas banget buat
pertumbuhannya. Kata ahli sih kita bisa memberikan stimulus yang bisa
merangsang otak anak. Nah, apalagi pada dasarnya kan anak itu pintar. Jadi ya
menurut aku lebih baik kalau berikan aja stimulus yang bisa merangsang pola
pikir dan kreatifitas anak. Tanpa harus di nodai dengan gadget.
Jadi
selama aku bisa meminimalisir hp saat lagi sama Intan, sebisa mungkin akan aku
lakuin. Atau bahkan nggak sama sekali. Baru setelah dia liyer-liyer atau tidur akan jadi time yang pas buat main gadget.
Susahnya itu papa, hp itu selalu di genggam termasuk kamar mandi. Padahal aku
maunya kalau di rumah pas Intan belum tidur, ya udah kita ajak lah anak main
bareng. Kalau dibilang sih momen buat meningkatkan bonding antara papa sama
anak. Jadi aku maunya disini adalah anak paham bahwa keberadaan mereka itu juga
butuh di prioritaskan tanpa terganggu dengan gadget. Dan disini orang tua juga kudu ngerti bahwa gadget itu memang nggak bisa gantiin
apapun yang bisa orang tua berikan. Perhatian, kebahagiaan, kasih, sayang,
lucu, sedih, dan apalah.
Beruntungnya
setelah aku coba kasih pengertian ke papa, pelan-pelan kami bisa sejalan
menerapkan kebiasaan no gadget kalau
Intan belum tidur. Nggak dipungkiri memang namanya orang kadang jenuh dan
bosen, sesekali akan main hp dan kalau ada Intan sasarannya adalah Youtube. Kami
sengaja mendownload beberapa video
khusus dia berupa nyanyian. Khususnya lagi lagu yang aku pilih itu pakai bahasa
Inggris. Kalau aku lagi ngeblog, Intan akan minta pangku dan minta diputerin
video lagu-lagu juga. Ini juga karena kami pernah sekali nyalain komputer dan
dia minta pangku. Sama papanya dikasih liat deh lagu-lagu anak. Jadi kalau
komputer atau laptop nyala, dia akan minta nyanyi dulu.
Idealisme
aku ini memang nggak saklek banget, jadi kalau kata orang jawa masih bisa di luk dikit lah. Yang aku maksud sih nggak
ngasih gadget itu karena dia bisa bermain dengan teman sebaya atau diatasnya. Karena
interaksi sosial itu kan penting juga, jadi Intan nggak terpancang dengan hanya
spaneng ke hp apalagi udah terlena dengan game.
Kalau bisa jangan dulu deh. Aku beruntung tempat dimana Intan diasuh kalau aku
tinggal kerja, anak-anaknya kalau main nggak sangu gadget. Setiap kali nengokin
buat nenen atau pas jemput, aku akan liat mereka mainan bareng kayak
kejar-kejaran, main bola, main kelereng, bahkan main pasaran. Iya, aku rela
Intan kotor-kotoran dan basah-basahan sama teman-temannya daripada harus asyik
sama game di gadget.
Meskipun
nggak dipungkiri soal gadget kita juga butuh, alangkah baiknya jika sebagai
orang tua itu bijak juga dalam penggunaan gadget. Bukannya kami sayang duit
trus nggak mau beliin anak gadget, tapi kami nggak mau masa kecil dan
perkembangannya menjadi terlalu “individualis” hanya karena keseringan main
gadget. Yah, walaupun dia sudah mulai nampak jadi anak yucup sih ya. pengawasan
dan kontrol orang tua masih sangat penting. So, kami lebih memilih sebisa
mungkin nggak kasih game di gadget dulu deh.
Kalau
begini rasanya malu juga ngeluh liat kamar berantakan mainan dimana-mana. Hahaha..
yah, tanpa bermain gadget dulu, aku berharapnya Intan akan belajar sosialisasi
dengan banyak orang, belajar kosa kata dari mendengar percakapan orang, dan
banyak sih menurut aku. Eh tapi dia juga bisa protes kalau memang nggak boleh
main hp. Dia akan meminta hp dan naruh di meja trus minta main bareng. Anak aku
udah bisa gitu. Hahaha.. bahagia donk! Paling batin Intan begini “mama ini, aku
main malah asik main hp terus. Aku disini mah, enggak di hp!” hahaha...
Sudah
ah, simpan gadget dulu yuk mah,,, ajak anak main bareng. Karena teknologi nggak
bisa merubah kebersamaan keluarga. Ea ea ea.
0 comments