Terimakasih 2018 ~ Tahun dimana hari-hari Intan sama mama papa sangat berwarna. Penuh kejutan tidak diduga, banyak juga tumbuh kembang Intan yang rasanya kenapa anak ini cepat sekali gedhenya. Pokoknya seru!.
Aku mau sedikit cerita....
Jujur ya, aku sangat heran bahkan benar-benar heran. Ketika minggu kemarin aku jemput Intan di jam yang sebenarnya biasa aku jemput. Kebetulan sih, waktu itu aku ada tugas dampingi murid lomba permainan tradisional. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, aku memanfaatkan dinas luar itu untuk ber me time dan kumpul temen-temen. Bahkan nggak sengaja juga aku ketemu papanya Intan di lokasi. Dan ya, memang aku ijin kalau akan pergi sebentar bersama teman-temanku.
Jadi,
sesorean ini tadi kampungku ramai. Bukan perkara ada maling ketangkep atau ada
artis masuk desa. Tapi, tetanggaku nih bejooooooooo banget. Namanya Lik Padmo,
orang Gading kampung perikanan gitu deh. Desye dapet mobil Honda brio, cint!!! Gratis!!!
Nah lho, mimpi apa coba!!
[CURHAT]
Alhamdulillah
ibu pulang dari RS setelah seminggu di opname. Waktu itu saya belum menetapkan
untuk memilih dua kandidat pengasuh mana yang akan saya pilih. Tidak memungkinkan
jika saya harus ijin kesekian hari dalam waktu 1 minggu. Disaat posisi Intan
tertidur, padahal udah mandi. Saya gendong dia dan dibonceng suami menuju ke
sekolah. Di perjalanan kami memutuskan “ya
sudah.. Intan di rumah ibunya mas Galih aja.”
Kami
bisa dikatakan sebagai keluarga idealis. Disaat kami sebagai orang tua baru dan
masih harus belajar banyak tentang ini itu, kami masih tetap pada pendirian
untuk tidak menggunakan jasa pengasuh. Padahal saya bekerja, jadi selama saya
kerja Intan sama mbah uti. Kesibukan mbah uti ngasuh Intan dimulai dari usia
Intan 42 hari dan dinamika anak diasuh mbah saat ibunya
bekerja mah gitu. Adaaaa aja, tapi terimakasih tak terhingga buat ibu.