Pedis Care dan Perjuangan Merawat Luka

By Intania Kirana - November 06, 2023

"Ma... Intan semalam mimpiin mbah uti!" ucap anak sulungku ketika saya sedang menyisir rambut panjangnya. Sayapun bertanya bagaimana mimpi dia tentang mbah utinya yang sudah berpulang dua tahun lalu. Sambil merapikan rambut bagian depan, saya menyimak cerita dia tentang mbah uti yang dia temui dalam mimpinya itu. 


"Mbah uti cantik banget, ma. Cuma senyum gitu tapi ngajak aku mainan. Duduk di kursi belakang yang biasa mbah uti dudukin sama mbah koko. Trus bajunya pakai yang warna hijau itu sama kerudungnya merah. Mbah nggak ngomong, cuma senyum dan diem aja, ma!" 


Saya menangkap ada kerinduan yang dia rasakan ke mbah utinya. Meskipun beliau sering sekali menggoda cucu perempuannya ini dan membuat Intan jengkel, ternyata Intan begitu menyayanginya. Rasa kehilangan dia rasakan dan sering banget saya menerima aduan bahwa dia kangen mbah utinya. 


"Setidaknya mbah uti sekarang udah nggak merasakan sakit lagi. Udah nggak perlu pusing minum obat setiap hari dan Intan juga lihat kan bagaimana mbah uti menahan sakit dari luka di kakinya yang nggak sembuh-sembuh. Dikirim doa ya buat mbah uti." Begitulah kalimat andalan saya untuk menenangkan hatinya. Kalaupun masih belum membuatnya lega, saya mengajaknya untuk nyekar ke makam mbah uti. 

Ibu dan Diabetes yang dideritanya

Ibu berpulang setelah berjuang melawan diabetes semenjak tahun 2002. Penyakit yang tenar dengan sebutan kencing manis bagi masyarakat awam ini memang menggerogoti tubuh ibu sejak lama. Jika dulu ibu masih memiliki kesadaran untuk menjaga pola makan dan mengelola stress jika gula darah naik, berbeda semenjak tahun 2013. 


Entahlah, banyak yang mengatakan bahwa seorang penderita diabetes memang akan mengalami perubahan termasuk yang orang katakan seperti kembali seperti anak kecil. Mungkin sistem syaraf ibu juga mengalami gangguan semenjak serangan stroke di tahun 2013 itu. Semenjak itu, ibu berubah dan seolah ndableg dengan penyakitnya. Tak lagi menjaga pola makan. Semau beliau dilahap dan yaa... bertahun-tahun ibu seperti sak karepe dewe dan berujung pada gula darah selalu tinggi. Keluar masuk rumah sakitpun sering, hingga terakhir ibu sempat mengalami infeksi paru-paru dan berujung komplikasi sampai beliau berpulang. 


Banyak yang bertanya kok ibu tidak ada luka di tubuhnya dan mengatakan ibu adalah penderita "gula kering". Sebenarnya ada luka dan alhamdulillah luka ibu bisa tertangani dengan baik. Luka ibu memang harus mendapat perilaku khusus karena luka bagi penderita diabetes tidak bisa sembarangan diobatinya. Kebetulan saya beberapa kali turut mengantar ibu ke klinik khusus luka diabetes dan pemiliknya berbaik hati mengajari saya bagaimana merawat luka ibu. 


Kami memilih ke klinik khusus luka diabetes karena kami sadar bahwa ibu harus tetap sehat dan jangan sampai luka di kakinya itu semakin menggerogoti tubuhnya. Dua hari sekali terlepas dari jadwal kunjungan ke klinik, saya bertugas membersihkan luka ibu lengkap hingga menutupnya dengan perban. Jijik? Untuk apa? justru saya sangat menikmati kegiatan ini meskipun tetap saja kadang muncul aroma kurang enak dari luka itu. Dengan kesabaran dan ketelatenan juga biaya yang cukup lumayan, luka di kaki ibu sembuh. Tapi kami tidak bisa menerima takdir kematian itu. 

Diabetes Harus Di Waspadai

Sebagai anak yang melihat dan ikut merasakan bagaimana ibu berjuang dengan diabetes, rasanya ada trauma tersendiri dalam diri saya. Ketakutan jika saya juga akan mengidap penyakit itu begitu kuat. Bahkan pada tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik.


Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 19,47 juta. Dengan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 10,6%.


Diabetes terjadi ketika insulin tidak dihasilkan atau tidak bekerja dengan baik, sehingga menyebabkan gula menumpuk di darah kita. Biasanya terjadi pada usia setengah baya atau orang tua, tetapi juga dialami anak muda yang kelebihan berat berat dan kurang bergerak. Sebagian perempuan hamil kemungkinan didiagnosa menderita diabetes gestational, ketika tubuh mereka tidak menghasilkan cukup insulin bagi diri mereka dan bayinya. Sejumlah kajian memperkirakan sekitar 6 sampai 16% perempuan hamil akan menderita diabetes gestational


Data pada tahun 2017 dan 2018 menunjukkan revalensi diabetes melitus terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, terutama untuk kelompok usia 55-64 tahun dan 65-74 tahun. Persentase kedua kelompok ini mencapai 6% pada 2018, dari sebelumnya di kisaran 2%. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan klaim peserta untuk penyakit tersebut merupakan salah satu beban besar yang ditanggung BPJS Kesehatan. 

Penyakit ini memang tidak bisa disembuhkan namun bisa dikendalikan agar tidak mengakibatkan komplikasi. Cara pencegahannya adalah menjaga asupan makan, berolahraga serta menghentikan rokok, kebiasaan yang dapat menyebabkan komplikasi terutama bagi penderita jantung. Tidak hanya itu, menurut saya juga perlu adanya kesadaran bagi masyarakat bahwa jika seorang penderita diabetes mengalami luka, harus benar-benar di rawat supaya tidak menjalar dan mengakibatkan muncul aroma tidak enak dari luka tersebut. 

Hal seperti ini yang sering saya temui, dan umumnya memang kurang nyaman bahkan jijik. Jujur, saya sedih karena bagaimanapun seorang penderita diabetes apalagi dengan luka butuh perhatian dari orang terdekatnya. 

SI PERAWAT LUKA PENGHILANG DUKA



Saya paham betul bahwa ada kekhawatiran tersendiri ketika anggota keluarga menderita diabetes dan memiliki luka di tubuhnya. Banyak kejadian yang harus sampai diamputasi karena penanganan yang menurut saya terlambat dibawa ke dokter. Namun ada  Si Perawat Luka Penghilang Duka,  Ahmad Hasyim Wibisono tergerak mendirikan Pedis Care untuk merawat dan menyembuhkan luka kronis, luka diabetes, kanker, stoma di Malang Jawa Timur.


Pedis Care  merupakan praktek mandiri perawat dalam bidang perawatan luka yang  pertama berdiri di Kota Malang. Dibawah naungan Yayasan Pedis Care Malang, Pedis Care mengembangkan berbagai aspek yang dapat di kembangkan dalam praktek mandiri keperawatan, antara lain perawatan luka dan stoma, edukasi diabetes, dan program-program nursepreneur seperti inovasi produk untuk pasien diabetes dan program pediscare giver


Uniknya Pedis Care menggunakan android untuk mengkaji luka. Lewat aplikasi di android, mereka bisa mengukur dimensi luka dengan akurat. Rasio kesembuhan luka kronis mencapai 80 persen, khusus luka diabet kesembuhan mencapai 88 % dengan rata-rata lama perawatan 11 minggu.  Dengan sistem subsidi silang dari pasien mampu kepada pasien kurang mampu Pedis Care membebaskan atau memberi potongan 50 persen bagi pasien kurang mampu untuk sekali perawatan dengan biaya Rp 250.000. 


Pedis care juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik keperawatan professional di bidang perawatan luka, stoma dan edukasi diabetes bersama dengan instansi mitra di area Kota Malang. Selain itu juga meningkatkan akses perawatan luka, stoma dan pemberian edukasi diabetes yang berkualitas kepada masyarakat.  Dengan adanya pelayanan dan program-program yang berkualitas itulah Pedis Care berhasil menerima APRESIASI SATU Indonesia Awards tahun 2019 di tingkat nasional. Perjuangan yang penuh rintangan sejak mereka berdiri di tahun 2015 untuk bisa dititik sesukses saat ini. 


Saya berharap akan ada Pedis Care lainnya yang juga melayani perawatan luka diabetes dan dilengkapi dengan berbagai program untuk meningkatkan kesadaran serta mengedukasi masyarakat terkait penyakit diabetes. Yuk, kita sayangi diri kita dan keluarga dengan menerapkan pola hidup sehat. Ingat, diabetes itu tidak dapat disembuhkan TETAPI DAPAT DIKENDALIKAN. 




Sumber : 
  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-dunia
  2. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/20/prevalensi-diabetes-tinggi-pemerintah-usulkan-cukai-minuman-manis
  3. https://p2ptm.kemkes.go.id/tag/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030
  4. https://pediscare.com/profil/
  5. https://www.facebook.com/photo/?fbid=10157729823203011&set=a.10151030069743011





  • Share:

You Might Also Like

0 comments