Menanggapi Pengakuan Anak

By Intania Kirana - Maret 29, 2020

Menanggapi Pengakuan Anak ~ Suatu siang disaat saya hendak ganti baju, tiba-tiba Intan menghampiri saya. Dia berdiri di samping lemari dan jujur saja saya kaget dengan perkataan yang muncul dari bibirnya. 

Kiranya begini....



Intan : "Ma... Liat aku dulu, ma!"
(Oke mama langsung menutup pintu dan menatap dia sejajar dengan tinggi dia)
Mama : "kenapa?"
Intan : "Ma.. bajuku jatuh dali lemali."
(Mama masih belum ngerti)
Intan : "Maap mama.. tadik aku mau ambil baju. Tapi bajunya malah jatuh. Ni mau pakai yang ini!" *Sambil nyodorin baju pilihan dia* 
Mama : "Ohh... Maksudnya baju adek ada yg jatuh pas ambil?" 
Intan : "he'e mah.. aku kan ga hati-hati jadi jatuh deh. Gak papa ya nanti mama yg belesin, plissss" 
Mama : "Lha kok mama? Adek donk!!"
Intan : "Yo moooh... Kan aku udah bilang ga hati-hati ma. Nanti nek jatuh lagi piye?" 

Sebenarnya masih panjang dengan alasan dia ini itu. Tetapi, apakah percakapan itu karangan fiktif mama aja? Hmm.. nggak buibu. Ini real dan jujur saya terkaget-kaget dengan pengakuan dia. 

Mengutarakan dengan wajah bersalah, nada pelan-pelan, kemudian ketika ditanya alasannya dia menjawab meski diakhir obrolan tetap ada saling ngeyelnya. 

Pantas saja papa bilang kalau saya dan Intan itu kadang musuh bebuyutan kadang temen yg mesranya ngalahin dua sejoli lagi bucin-bucinnya. 😆😆

So, saya justru mengapresiasi apa yang sudah dia lakukan. Berani mengatakan bahwa menurut dia itu adalah sebuah kesalahan. Mungkin muncul pertanyaan "anak usia segitu kok udah paham benar salah?" 

Ya diajarin lah! Hahaha.. memang dalam kegiatn menata baju di lemari, saya berusaha mengajak dia untuk membantu meski jatuhnya ngrecokin 😌. Sambil saya atau papanya biasanya berkata "ambil baju hati-hati nanti melorot dan jatuh jadi berantakan!" 

Dikatakan berulang karena memang untuk urusan menyetrika, saya tidak dibantu oleh asisten rumah tangga. Belom kuat bayar bu!! Jadilah memang Intan sering melihat ibunya sibuk ini itu atau bapaknya sibuk membantu. 


Respon!
Jujur saja, saat itu saya dalam kondisi yang relaks karena selesai mandi. Badan belum tertlalu capai sehingga saya merespon pengakuan Intan dengan respon lembut. Belum berubah jadi singa 🦁

Beda cerita jika saya merespon dengan kemarahan. Saya menyadari bahwa dalam merespon pengakuan anak apalagi disaat melakukan kesalahan, ilmu parentingnya kita harus tenang. Tapi jujur kalau lagi capek, kezel ya akan meninggikan suara "piye to deeeekkkk!!!! Lalalalalalalalalala" 

Setidaknya anak sudah belajar untuk speak up dan sebagai orang tua kita harus siap membsrikan telinga kepada anak. Salah satu hal yang bagi saya penting untuk belajar dan diajarkan ke Intan. Karena saya tidak mau anak saya terlalu terbuka kepada orang lain (selain ibu dan bapaknya). 

Belajar dari kesalahan
Yang saya lakukan setelah drama saling ngeyel adalah menggandeng tangan dia menuju lemari pakaiannya. Sembari melipat dan menumpuk tumpukan baju yang jatuh, saya berpesan ke Intan untuk bisa lebih hati-hati lagi. 

Mungkin dia belum sepenuhnya paham tetapi saya percaya dia belajar sebuah hubungan sebab akibat. "aku ambil baju kurang hati-hati, akibatnya baju yang lain ikut terjatuh". Melakukan satu kesalahan, dan diapun belajar dari kesalahan itu. 

Jangan ngejudge!! Sebisa mungkin jangan!! Saya dibesarkan dengan banyak sekali judge dari orang disekitar saya. Yang dibilang bodoh lah, yang dibilang nakal, durhaka, nggak sopan, suka membantah. Begitupun ke Intan, saya tidak serta merta ngejudge dia. 

Justru saya sangat berterimakasih karena dia mau mengakui. Dengan kalimat yang terbata-bata dia berkata jujur. Itu yang saya harapkan dari anak saya. 

Hari itu saya belajar bahwa anak butuh di dengar apalagi anak sudah mengatakan sesuatu yang menurut dia salah. Hari itu juga saya belajar mengapresiasi bahwa anak butuh untuk speak up tanpa harus marah-marah dulu orang tuanya. 

Mungkin lebay, tapi setidaknya ini yang bisa saya bagikan ke kalian. Sekecil dan seremeh apapun pengakuan anak, yuk kita apresiasi. Meski kadang kita harus melawan ego kita. 

  • Share:

You Might Also Like

0 comments